Senin, 09 Januari 2017

Cerita di Awal 2017

Kemaren, ketika menghadiri hajatan salah satu keluarga. Pertanyaan (basa – basi) yang biasanya di tanyakan kembali terdengar “kapan menikah?”....”ayo buruan menikah, tuh udah di langkah lagi”....”udah jangan banyak milih”.....”ayo mb, cepatan”....”mudah2an abis ini, mb ya yang nikah”.
Dan masih banyak pertanyaan dan pernyataan lain, yang intinya sama “kapan nikah?”.
Huuuufffft (tarik nafas ...hembuskan), jawaban paling aman yang bisa saya sampaikan hanyalah “insyaAllah...doakan saja”...atau “insyaAllah...As Soon As Possible, ada calon yang bisa di sodorkan?”.
Hehehehehe....anggap saja itu bentuk care nya mereka sama kita. Walaupun kadang suka baper juga sih kalau di tanya kayak gitu. Masalahnya saya juga gak tw jawaban dari pertanyaan tersebut. Kan saya (berusaha) untuk tidak menjalin hubungan dengan lawan jenis (baca: Pacaran). Berusaha menjaga diri hingga seseorang datang menawarkan hubungan halal (baca : nikah) ke saya.
Kadang juga saya tertawa kalau ada yang bilang “yaaa...mb di langkah lagi” atau “yaaaa, mb kalah ama adiknya”. What.... kalah? Emang saya adu balap apa sama adik2 sepupu saya ? menikah kan bukan perkara siapa cepat, menikah juga bukan perkara laku atau gak laku (emang kita barang pajangan ya ciiiin...). menikah itu perkara rezeqi, hak nya Allah mau di kabulkan kapan. Bener2 hak nya Allah...kita Cuma nya bisa berdoa dan ikhtiar, selebihnya ya pasrah.
Kalau ditanya, “apa saya gak pengen nikah?”, ya pengen lah...kalau bisa minggu depan, saya juga mau. Tapi kan gak bisa (bukan berarti gak mungkin loh ya), sang pria yang bisa dan bersedia di ajak menikah, belum tahu siapa. Kalaupun ada yang nyodorin atau berbaik hati menjodohkan, kan belum tentu cocok.
Kalau orang bilang jangan terlalu milih...waaaah, saya gak setuju. Saya harus memilih...karena buat saya pernikahan bukan perkara maen2. Bukan seperti perkara milih baju, kalau gak cocok bisa ganti. Jadi ya harus bener2 milihnya. Yang seiman, yang sesuai visi, yang rajin ibadahnya, yang bertanggung jawab kepada keluarganya. Saya yakin kalian juga pasti milih waktu memutuskan pasangan kalian menjadi pendamping hidup. Walaupun kriteria kenapa kalian memutuskan memilihnya pastinya berbeda dengan saya.
Kita emang gak bisa memilih di lahirkan dari siapa, tapi kita bisa memilih anak2 kita nanti akan di lahirkan atau di didik oleh orang tua seperti apa. Karena itu, memilih pasangan itu hukumnya wajib (paling tidak buat saya). Saya gak mau dong, yang jadi pendamping hidup saya nanti, ayah anak2 saya nanti (insyaAllah) seseorang yang gak punya visi yang sama membangun Rumah Tangga dengan yang saya mau J .
Aaaaaaahhh...ngomong (nulis) apa sih saya ini. Ini tulisan pertama saya di tahun 2017. Status masih belum berubah, masih anak bapak ibu, belum jadi istri seseorang. Doain aja tahun ini saya bisa menambah status menjadi istri seseorang lalu kemudian status ibu. Aamiin....
Selamat tahun baru semua, semoga Presiden Indonesia segera di ganti dengan orang yang jauh lebih amanah, lebih teliti, mencintai rakyat dan rakyat pun mencintai nya. Yang memikirkan kesejahteraan rakyat lebih dari pada sibuk mencitrakan diri #eh, kok jadi ngelantur sih.
Udah dulu ya...ntar kapan2 saya nulis lagi. Terima kasih yang sudah terdampar dan bersedia membaca....kalaumau protes boleh, tapi yang sopan ya (^_~).

0 komentar:

Posting Komentar

 

MyHistory Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang

Blogger Templates