Kemaren,
ketika menghadiri hajatan salah satu keluarga. Pertanyaan (basa – basi) yang biasanya di tanyakan kembali terdengar “kapan menikah?”....”ayo buruan menikah, tuh udah di langkah lagi”....”udah jangan banyak milih”.....”ayo mb, cepatan”....”mudah2an abis ini, mb ya yang nikah”.
Dan
masih banyak pertanyaan dan pernyataan lain, yang intinya sama “kapan nikah?”.
Huuuufffft
(tarik nafas ...hembuskan), jawaban
paling aman yang bisa saya sampaikan hanyalah “insyaAllah...doakan saja”...atau “insyaAllah...As Soon As Possible, ada calon yang bisa di sodorkan?”.
Hehehehehe....anggap
saja itu bentuk care nya mereka sama kita. Walaupun kadang suka baper juga sih
kalau di tanya kayak gitu. Masalahnya saya juga gak tw jawaban dari pertanyaan
tersebut. Kan saya (berusaha) untuk tidak menjalin hubungan dengan lawan jenis
(baca:
Pacaran). Berusaha menjaga diri hingga seseorang datang menawarkan
hubungan halal (baca : nikah) ke saya.
Kadang
juga saya tertawa kalau ada yang bilang “yaaa...mb
di langkah lagi” atau “yaaaa, mb
kalah ama adiknya”. What.... kalah? Emang saya adu balap apa sama adik2
sepupu saya ? menikah kan bukan perkara siapa cepat, menikah juga bukan perkara
laku atau gak laku (emang kita barang
pajangan ya ciiiin...). menikah itu perkara rezeqi, hak nya Allah mau di
kabulkan kapan. Bener2 hak nya Allah...kita Cuma nya bisa berdoa dan ikhtiar,
selebihnya ya pasrah.
Kalau
ditanya, “apa saya gak pengen nikah?”,
ya pengen lah...kalau bisa minggu depan, saya juga mau. Tapi kan gak bisa (bukan
berarti gak mungkin loh ya), sang pria yang bisa dan bersedia di ajak menikah,
belum tahu siapa. Kalaupun ada yang nyodorin atau berbaik hati menjodohkan, kan
belum tentu cocok.
Kalau
orang bilang jangan terlalu milih...waaaah, saya gak setuju. Saya harus
memilih...karena buat saya pernikahan bukan perkara maen2. Bukan seperti
perkara milih baju, kalau gak cocok bisa ganti. Jadi ya harus bener2 milihnya. Yang
seiman, yang sesuai visi, yang rajin ibadahnya, yang bertanggung jawab kepada
keluarganya. Saya yakin kalian juga pasti milih waktu memutuskan pasangan
kalian menjadi pendamping hidup. Walaupun kriteria kenapa kalian memutuskan
memilihnya pastinya berbeda dengan saya.
Kita
emang gak bisa memilih di lahirkan dari siapa, tapi kita bisa memilih anak2
kita nanti akan di lahirkan atau di didik oleh orang tua seperti apa. Karena itu,
memilih pasangan itu hukumnya wajib (paling
tidak buat saya). Saya gak mau dong, yang jadi pendamping hidup saya nanti,
ayah anak2 saya nanti (insyaAllah)
seseorang yang gak punya visi yang sama membangun Rumah Tangga dengan yang saya
mau J .
Aaaaaaahhh...ngomong
(nulis) apa sih saya ini. Ini tulisan
pertama saya di tahun 2017. Status masih belum berubah, masih anak bapak ibu,
belum jadi istri seseorang. Doain aja
tahun ini saya bisa menambah status menjadi istri seseorang lalu kemudian
status ibu. Aamiin....
Selamat
tahun baru semua, semoga Presiden Indonesia segera di ganti dengan orang yang
jauh lebih amanah, lebih teliti, mencintai rakyat dan rakyat pun mencintai nya.
Yang memikirkan kesejahteraan rakyat lebih dari pada sibuk mencitrakan diri
#eh, kok jadi ngelantur sih.
Udah
dulu ya...ntar kapan2 saya nulis lagi. Terima kasih yang sudah terdampar dan
bersedia membaca....kalaumau protes boleh, tapi yang sopan ya (^_~).
0 komentar:
Posting Komentar