Jumat, 25 Maret 2011

hwaaaaa./..gubrak

hmmm.....
macam2 cerita kalau udah umur segini masih sendiri. apalagi kalau sudah ngumpul dengan keluarga besar dan sepupu2 sudah banyak yang nikah. pertanyaan yg diajukan gak jauh2 dari "Sapa calonnya?" atau "kapan nih?" atau "cepatlah"
apa reaksi yang harus ditunjukkan?? kalau saya, reaksi yang saya tunjukkan adalah dengan melengos sambil tersenyum hambar (karena kurang gula) dan pasang muka (sok) cuek hehehehehhe...
abis sebenarnya bingung mau jawab apa.
kalau ditanya "Sapa calonnya?"....waaaaaaaaaahhh, saya aja gak tw sapa orang yg bakalan jadi pendamping hidup, wong gak pernah di kasih contekan atau bisikan dari Allah.
kalau di tanya "Kapan nih?".....lagi2 saya hanya bisa menjawab May.....maybe next month, maybe this year, maybe next year.
atau kalau di desak dengan kalimat "Cepatlah!"....saya akan menjawab (dlm hati tentunya)

Kamis, 24 Maret 2011

pengetahuan nih.....

"Mengapa Lubang Hidung Kita Ada Dua"?
Kita memiliki hidung berlubang disebelah kiri dan disebelah kanan, apakah fungsinya sama untuk menghirup dan membuang nafas?
Sebenarnya fungsinya tidak sama dan dapat kita rasakan bedanya; sebelah kanan mewakili matahari (mengeluarkan panas) dan sebelah kiri mewakili bulan (mengeluarkan dingin).
Jika SAKIT KEPALA, cobalah MENUTUP Lubang hidung sebelah KANAN bernafaslah melalui hidung sebelah kiri dan lakukan kira-kira 5 menit, sakit kepala akan sembuh.
Jika Anda merasa LELAH, lakukan sebaliknya. Tutup lubang hidung sebelah KIRI dan bernafaslah melalui hidung sebelah kanan. Tak lama kemudian, Anda akan merasakan segar kembali.
Perempuan bernafas lebih dengan hidung sebelah kiri, sehingga hatinya gampang sekali dingin.

Hujaaaaaaaaannnnnnnnn.........

Subhanallah...hujan kembali membasahi kota q. hujan yang disertai angin kencang
aku paling takut kalau hujan dan sendirian di rumah, kenapa??? karena ketika hujan telingan kita tidak terlalu awas dengan keadaan sekitar. karena suara2 lain teredam oleh bunyi hujan.
padahal bunyi hujan itu terkadang menenangkan.....ritmenya pas (kayak ngerti musik aja)
tapi bener kan, kalau lagi hujan kita pasti terbuai (kalau yg gak ada kerjaan sih hehehehe)

taaaaauuu gak siiih????

Guy's, tau gak kalo kita masukin seekor burung elang dlm sebuah kandang ukuran 2x2,5m dan bagian atapnya kebuka sekalipun,tetap aja elang itu gak bisa terbang lho..ternyata elang itu akan memulai terbang dr tanah dgn berlari sejauh 3-3,5m,tanpa tempat utk berlari,elang ini tdk akan mampu terbang,dan terjebak selamanya dlm kandang kecil tanpa penutup.

101 alasan pake jilbab

Sumber: buku “101 Alasan Mengapa Saya Pakai Jilbab”

1. Menjalankan syi’ar Islam.
2. Berniat untuk ibadah.
3. Menutup aurat terhadap yang bukan muhrim.
4. Karena saya ingin ta’at kepada Allah yang telah menciptakan saya, menyempurnakan kejadian, memberi rizki, melindungi, dan menolong saya.
5. Karena saya ingin ta’at kepada Rasul-Nya, pembimbing ummat dengan risalah beliau
6. Untuk memperoleh Ridho Allah (InsyaAllah).
7. Merupakan wujud tanda bersyukur atas nikmat-Nya yang tiada putus.
8. Seluruh ulama sepakat bahwa hukum mengenakan jilbab itu wajib.

Selasa, 22 Maret 2011

Bersyukur

Subhanallah....beberapa hari yang lalu ketemu sama anak kecil umur 8 tahun yang membuat q kembali mengingat kebesaran sang Illahi dan membuat q kembali bersyukur dengan diri q sendiri....
Anak itu namanya Fifi, usianya 8 tahun...sedari lahir Allah mengistimewakannya dengan memberinya cobaan, dia tak bisa melihat.....yaaa, Fifi sedari lahir tak pernah melihat indahnya dunia, tak pernah melihat indahnya warna – warni pelangi.
Tapi 1 yang ku tangkap dari gadis kecil itu adalah bahwa gadis itu menerima kondisinya dengan lapang dada, ibunya sukses mendidiknya tumbuh menjadi gadis kecil yang periang dan tak malu dengan kondisinya,

Jumat, 18 Maret 2011

renungan buat diri sendiri

Ketika Allah kasih sakit ke kita, itu mungkin sebenarnya buat ngingetin kita...
ngingetin kalau sehat itu nikmat
ngingetin kalau sebenarnya tubuh ini punya hak juga
ngingetin kalau sebenarnya yang punya hak Preogratif atas diri kita tuh cuma diri kita dan Allah
denagn sakit juga kita jadi inget bahwa sakit tuh gak nyaman banget
sakit tuh nyusahin orang di sekitar kita

Rabu, 16 Maret 2011

TETAP TERSENYUM

Ketika aq meminta sesuatu, dan belum/ tidak di kabulkan oleh Allah

Aq yakin Allah sedang mengajari q untuk Bersabar dan Bersyukur

Ketika aq meminta sesuatu, dan Allah berikan yang lain

Aq yakin Allah sedang mengajari q untuk Ikhlas

Tak mudah memang.......

Tapi itulah ujiannya

Melawan ego....melawan hawa nafsu

Aq hanya yakin yang paling tahu yang terbaik buat q adalah Allah.

Mungkin tak sesuai dengan harapan q....mungkin tak sesuai ingin q

Tapi pasti sesuai dengan kebutuhan q

Ketika Allah memberi q ujian....Allah mengajari q untuk tegar

Ketika Allah memberi q kebahagiaan.....Allah mengajari q untuk bersyukur.

Mencintai Sejantan 'Ali

Kalau cinta berawal dan berakhir karena Allah,

Maka cinta yang lain hanya upaya menunjukkan cinta padaNya

Pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki:

Selamanya memberi yang bisa kita berikan,

Selamanya membahagiakan orang – orang yang kita cintai.

-M. Anis Matta-

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yg tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumuri isi perut unta. Ia bersihkan hati – hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ‘Abdullah Sang Terpercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya!.

Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju ka’bah. Di sana, para pemuka quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba – tiba di cekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut – mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!.

‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal – awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaknya tak di ragukan ;Abu Bakar Ash Shiddiq, Radhiallahu ‘Anhu.

‘Ali merasa di uji karena terasa apalah ia dibanding Abu Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakar lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ‘Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakar menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ‘Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.

Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan da’wah Abu Bakr; ‘Ustman, ‘Abdurrahman ibn ‘Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak – kanak kurang pergaulan seperti ‘Ali. Lihatlah berapa banyak budak muslim yang di bebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, Keluarga Yassir, ‘Abdullah ibn Mas’ud. Dan siapa budak yang dibebaskan ‘Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyallah lebih bisa membahagiakan Fathimah. ‘Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.

“Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ‘Ali. “Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.” Cinta tak pernah meminta untuk menanti, Ia mengambil kesempatan atau mempersilahkan. Ia adalah keberanian atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ‘Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.

Ah, Ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki – laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak mengangkat muka. Seorang laki – laki yang membuat syetan berlari takut dan musuh – musuh Allah bertekuk lutut. “Imar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga melamar Fathimah.

‘Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ‘Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ‘Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum Muslimin? Dan lebih dari itu, ‘Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata,”Aku datang bersama Abu Bakr dan ‘Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ‘Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ‘Umar.” Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.

Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ‘Umar melakukannya. ‘Ali menyusul Sang Nabi dengan sembunyi – sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang – bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi, ‘Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. “Wahai Quraisy”, katanya. “Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsapa yang ingin istrinya menjadi janda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silahkan hadang ‘Umar di balik bukit ini!”.

‘Umar adalah lelaki pemberani. ‘Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulullah. Tidak. ‘Umar jauh lebih layak. Dan ‘Ali ridha. Mencintai tak harus memiliki. Mencintai berarti pengorbanan untuk kebahagiaan orang yang kita cintai. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Inilah keberanian. Atau mempersilahkan. Yang ini pengorbanan.

Maka ‘Ali bingung ketika kabar itu menyeruak. Lamaran ‘Umar juga ditolak. Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ‘Ustman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ‘Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulillah itu sungguh berbeda dengannya. Diantara Mujahirin hanya ‘Abdurrahman ibn ‘Auf yang setara dalam harta dengan mereka. Atau justru Nabi inhin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau sa’d ibn ‘Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?

“Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman – teman Ansharnya itu membangunkan lamunan.”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu – tunggu Baginda Nabi.”

“Aku?”. Tanyanya tak yakin.

“Ya. Engkau wahai saudaraku!”.

“Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”

“Kami di belakangmu kawan! Semoga Allah menolongmu!”

‘Ali pun menghadap Sang Nabi, maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada 1 set baju besi di sana di tambah dengan persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap – siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang. “Engkau pemuda sejati wahai ‘Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggung jawab atas rasa cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan – pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.

Lamarannya berjawb, “Ahlan wa sahlan!” kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi. Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab, mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap di tolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.

“Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”

“Entahlah...”

“Apa maksudmu?”

“Menurut kalian apakah ‘Ahlan wa sahlan’ berarti sebuah jawaban?”

“Satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa sahlan kawan! Dua – duanya berarti ya!”

Dan ‘Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan – kawannya tetapi Nabi bersikeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ‘Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji – janji dan nanti – nanti. ‘Ali adalah Gentlemen sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali ‘Ali!”

Ini lah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan disini cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ‘Ali. Ia mempersilahkan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian. Dan bagi pencinta sejati, selalu ada yang manis dalam mencecap keduanya.

Di jalan cinta para pejuang. Kita belajar untuk bertanggung jawab atas setiap perasaan kita.

(hal 175 – 180 buku JALAN CINTA PARA PEJUANG, Salim A. Fillah)

Anak - Anak Belajar Dari Kehidupannya

By : Dorothy Nolte


Jika anak – anak hidup dengan kritik

Dia akan belajar menghukum/ menyalahkan

Jika anak – anak hidup dengan ujian

Dia akan belajar menghargai

Jika anak – anak hidup dengan toleransi

Dia akan belajar untuk bersabar

Jika anak – anak hidup dengan ejekan

Dia akan belajar akan malu
Jika anak – anak hidup dengan dorongan

Dia akan belajar percaya diri

Jika anak – anak hidup dengan rasa malu

Dia akan belajar merasa bersalah

Jika anak – anak hidup dengan kejujuran

Dia akan belajar keadilan

Jika anak – anak belajar dalam rasa aman

Dia akan belajar percaya diri

Jika anak – anak hidup dengan menerima dan kerjasama

Dia akan belajar untuk mencintai

ribeeeeet.....

susah emang jadi orang gaptek...bingung semua. baru belajar join ke twitter,
dan asli bingung. belum lagi ada twitter for blackberry dan ubersocial, dua2nya asli buat bingung. mau nanya bingung mau nanya ama sapa....soalnya yg di sekitar q skrng gak main twitter.. :(

bersih2.....

bersih - bersih ruang kerja bersama kak sari..........jadi kelihatan lebih rapi dan bersih.
kerja juga lebih nyaman. mudah2an gak banyak nyamuk lagi. lemari sooo tidy....^_^

Cuaca....

Subhanallah.....cuaca di Pontianak akhir - akhir ini puuuuuaaaanaas banget. matahri exist banget, asap juga sudah mulai, antri BBM di mana2 gara2 ada kapal karam sehingga kapal pengangkut minyak gak bisa masuk.
tapi setelah kapal karam di pindahkan, sekarang BBM langka di karenakan kapal pengangkut minyak gak bisa masul soalnya air lagi surut......dari tadi pagi terlihat hampir di seluruh SPBU di kota pontianak, antrian panjang seperti ular naga dan sampai siang ini antrian masih tetap panjang karena ternyata BBM habis dan baru siang/sore nanti BBM masuk ke SPBU. dan para pengantri itu hanya bisa pasrah menunggu karena mereka gak bisa kemana2..........
 

MyHistory Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang

Blogger Templates