Selasa, 31 Mei 2016

G.U.R.U

Berat beban jadi guru di zaman sekarang ini. Keras sedikit gak boleh....ngebentak sedikit gak boleh...mendisiplinkan sedikit gak boleh. Taruhannya kebebasan alias bisa masuk hotel prodeo.
Orang tua zaman sekarang juga gak kayak orang tua zaman dulu (emang udah beda zaman juga sih). Kalau zaman dulu, orang tua percaya betul sama pihak sekolah...gampang di ajak kerjasama. Orang tua sekarang ? (walau gak semuanya) hmmmmmmmm...jawab sendiri deh.
Kalau anaknya bandel, nakal, susah di atur...yang di salahin guru....lah...padahal, itu anak sama guru Cuma berapa jam? Lama juga sama orang tua.
Saya menulis ini, karena kejadian – kejadian yang terlihat di mata saya. Pas pula saya bekerja di sebuah SDIT.
Beberapa waktu lalu ada orang tua, datang marah – marah karena ada pengaduan dari anaknya...kalau anaknya di marahin sama seorang guru. Si orang tua (entah punya belajar sopan santun atau tidak) datang dengan wajah marah, lalu ngebentak – bentak guru yang bersangkutan. Si guru Cuma menanggapinya sambil tersenyum (sabar banget dah)...setelah reda marah si orang tua....si guru bertanya pada si orang tua apa yang di sampaikan si anak, sehingga si orang tua marah betul. Setelah si orang tua bercerita....sang guru meminta sang orang tua mendengarkan penjelasan kejadian yang sebenarnya terjadi. Dan pada kenyataannya , emang anaknya yang salah.
Ooooh orang tua, kalau denger anak ngadu, jangan di telan mentah – mentah....tanya dulu baik – baik ke pihak sekolah, apakah benar seperti yang di ceritakan. Ntar..malu.
Sebagai seorang pengumpul data peserta didik...saya jadi tahu sedikit banyak latar belakang murid – murid di sekolah ini. Terlihat berbeda kok, anak yang di besarkan dalam kasih sayang, anak yang di besarkan dalam kekerasan mental atau anak yang di besarkan tanpa kasih sayang.
Anak – anak yang orang tuanya ‘welcome’ dengan pihak sekolah, percaya dan bekerja sama dengan baik dengan pihak sekolah....anak – anaknya gampang di atur, gampang di arahkan dan punya prestasi akademik yang cukup bagus. Sedangkan anak – anak dengan orang tua yang cuek dan acuh tak acuh....anak2 nya ya gitu deh.
Ada juga anak – anak yang orang tuanya bercerai....mereka seperti berada di antara dua orang tua. Mereka mau milih siapa? Ujung – ujungnya yang ngasuh neneknya.
Kemaren, baru saja kejadian...ada seorang anak yang di suruh berbohong oleh orang tuanya. Alasannya ....malu karena di tagih uang sekolah yg sudah menunggak.
Kami, pihak sekolah (karena ini sekolah swasta) secara jujur memang sangat memerlukan iuran sekolah dari para murid untuk menggaji karyawan dan operasional sekolah. Tapi, itu bukan berarti kami sosok – sosok yang tak punya hati. Kebijakan kami, memang kalau ada murid yang menunggak iuran sekolah, tidak diperbolehkan untuk mengikuti ulangan....sampai, orang tua murid yang bersangkutan datang ke sekolah.
Kesannya jahat bener ya??? Ya bayangin aja kalau nunggak sampe setahun...padahal perhiasan yang di pake....wuuuuuiiihhh. kalau di tagih selalu ngakunya gak punya uang. Padahal tahu konsekwensi menyekolahkan anak. Nanti ketika anaknya gak bisa ikut ulangan...baru deh datang dengan wajah memelas...malah ada yang sambil marah – marah ...(helooooooo...gak salah???).
Pelajaran banget deh buat kita sebagai orang tua....kalau mau anaknya sukses di sekolah dan di rumah, ya emang harus ada kerjasama yang baik antara kedua pihak.
Bukan hanya dengan gampangny orang tua nyerahin anaknya ke pihak sekolah, tapi gak ada bantuan apapun dari orang tua agar apa yang kita ajarkan itu membekas ke anak.
Contoh simple nya gini...karena ini SDIT, maka murid perempuan wajib menggunakan jilbab...gimana kita mau menanamkan ke anak – anak kalau jilbab itu wajib di pakai tanpa terkecuali, kalau orang tuanya saja gak pake kerudung. Bahkan untuk sekedar menjemput anak. Padahal sudah ada peraturan di sekolah bahwa ini kawasan menutup aurat. Atau pihak sekolah mengajarkan kepada anak – anak untuk makan dan minum sambil duduk dan menggunakan tangan kanan....tapi, di rumah, mereka gak lihat itu.
Banyak orang tua yang berpikir...ketika mereka bayar uang sekian rupiah untuk iuran sekolah, itu berarti mereka menyerahkan sepenuhnya anaknya ke pihak sekolah. Pihak sekolah di anggap sebagai baby sitter buat jagain anaknya ketika mereka bekerja atau melakukan apapun di rumah. Pppppffftttt....
Yuk mari bekerja sama antara pihak sekolah dan orang tua. Sehingga kita bisa mendidik anak – anak kita dengan sebaik – baiknya .
Wallahu’alam bii showab....

0 komentar:

Posting Komentar

 

MyHistory Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang

Blogger Templates