Berat
beban jadi guru di zaman sekarang ini. Keras sedikit gak boleh....ngebentak
sedikit gak boleh...mendisiplinkan sedikit gak boleh. Taruhannya kebebasan
alias bisa masuk hotel prodeo.
Orang
tua zaman sekarang juga gak kayak orang tua zaman dulu (emang udah beda zaman
juga sih). Kalau zaman dulu, orang tua percaya betul sama pihak
sekolah...gampang di ajak kerjasama. Orang tua sekarang ? (walau gak semuanya)
hmmmmmmmm...jawab sendiri deh.
Kalau
anaknya bandel, nakal, susah di atur...yang di salahin guru....lah...padahal,
itu anak sama guru Cuma berapa jam? Lama juga sama orang tua.
Saya
menulis ini, karena kejadian – kejadian yang terlihat di mata saya. Pas pula
saya bekerja di sebuah SDIT.
Ooooh
orang tua, kalau denger anak ngadu, jangan di telan mentah – mentah....tanya
dulu baik – baik ke pihak sekolah, apakah benar seperti yang di ceritakan. Ntar..malu.
Sebagai
seorang pengumpul data peserta didik...saya jadi tahu sedikit banyak latar
belakang murid – murid di sekolah ini. Terlihat berbeda kok, anak yang di
besarkan dalam kasih sayang, anak yang di besarkan dalam kekerasan mental atau
anak yang di besarkan tanpa kasih sayang.
Anak
– anak yang orang tuanya ‘welcome’ dengan pihak sekolah, percaya dan bekerja
sama dengan baik dengan pihak sekolah....anak – anaknya gampang di atur,
gampang di arahkan dan punya prestasi akademik yang cukup bagus. Sedangkan anak
– anak dengan orang tua yang cuek dan acuh tak acuh....anak2 nya ya gitu deh.
Ada
juga anak – anak yang orang tuanya bercerai....mereka seperti berada di antara
dua orang tua. Mereka mau milih siapa? Ujung – ujungnya yang ngasuh neneknya.
Kemaren,
baru saja kejadian...ada seorang anak yang di suruh berbohong oleh orang
tuanya. Alasannya ....malu karena di tagih uang sekolah yg sudah menunggak.
Kami,
pihak sekolah (karena ini sekolah swasta) secara jujur memang sangat memerlukan
iuran sekolah dari para murid untuk menggaji karyawan dan operasional sekolah. Tapi,
itu bukan berarti kami sosok – sosok yang tak punya hati. Kebijakan kami,
memang kalau ada murid yang menunggak iuran sekolah, tidak diperbolehkan untuk
mengikuti ulangan....sampai, orang tua murid yang bersangkutan datang ke
sekolah.
Kesannya
jahat bener ya??? Ya bayangin aja kalau nunggak sampe setahun...padahal
perhiasan yang di pake....wuuuuuiiihhh. kalau di tagih selalu ngakunya gak
punya uang. Padahal tahu konsekwensi menyekolahkan anak. Nanti ketika anaknya
gak bisa ikut ulangan...baru deh datang dengan wajah memelas...malah ada yang
sambil marah – marah ...(helooooooo...gak salah???).
Pelajaran
banget deh buat kita sebagai orang tua....kalau mau anaknya sukses di sekolah
dan di rumah, ya emang harus ada kerjasama yang baik antara kedua pihak.
Bukan
hanya dengan gampangny orang tua nyerahin anaknya ke pihak sekolah, tapi gak
ada bantuan apapun dari orang tua agar apa yang kita ajarkan itu membekas ke
anak.
Contoh
simple nya gini...karena ini SDIT, maka murid perempuan wajib menggunakan
jilbab...gimana kita mau menanamkan ke anak – anak kalau jilbab itu wajib di
pakai tanpa terkecuali, kalau orang tuanya saja gak pake kerudung. Bahkan untuk
sekedar menjemput anak. Padahal sudah ada peraturan di sekolah bahwa ini
kawasan menutup aurat. Atau pihak sekolah mengajarkan kepada anak – anak untuk
makan dan minum sambil duduk dan menggunakan tangan kanan....tapi, di rumah,
mereka gak lihat itu.
Banyak
orang tua yang berpikir...ketika mereka bayar uang sekian rupiah untuk iuran
sekolah, itu berarti mereka menyerahkan sepenuhnya anaknya ke pihak sekolah. Pihak
sekolah di anggap sebagai baby sitter buat jagain anaknya ketika mereka bekerja
atau melakukan apapun di rumah. Pppppffftttt....
Yuk
mari bekerja sama antara pihak sekolah dan orang tua. Sehingga kita bisa
mendidik anak – anak kita dengan sebaik – baiknya .
Wallahu’alam
bii showab....
0 komentar:
Posting Komentar