Rabu, 01 Juni 2016

G.U.R.U 2

Beberapa waktu lalu sempat nulis tentang guru....eh hari ini baca berita ada guru yang di perlakukan tidak pantas oleh orang tua murid.
Di berita tersebut di sebutkan, seorang guru perempuan sedang menegakkan disiplin dengan cara memotong rambut seorang anak muridnya. Si anak sepertinya tidak terima dan mengadu pada orang tua. Yaaak....seperti tipikal orang tua (lebay) lainnya yang merasa anaknya selalu benar, langsung mendatangi rumah guru yang bersangkutan dan serta merta menarik lepas jilbab sang guru kemudian memotong rambut sang guru. Ini masuk delik penganiayaan kan? Perbuatan tidak menyenangkan. Polisikan saja orang tua nya!!!!
Geram...saya benar - benar geram dengan fenomena yang terjadi belakangan ini. HAM is Bu**S**t !!!!.
Lebih  miris lagi kalau baca berita tentang guru yang di penjara karena sosok arogan orang tua yang gak terima anaknya di jewer.
He to the Lo buat orang tua lebay yang membabi buta membela anak tanpa mau tahu terlebih dahulu apakah aduan anaknya betul atau tidak.
Orang tua yang kayak gini yang membuat kerja guru berlipat2 susahnya. Kenapa??? Anak merasa di atas angin, merasa ada yang akan selalu membela walau mereka salah. Hasilnya mereka jadi kur**g aj*r dengan guru, susah di bilangin, semaunya sendiri.
Satu contoh, ini baru kejadian di sekolah tempat saya kerja. Ada orang tua yang menyuruh anaknya berbohong kepihak sekolah...dan terus berbohong padahal si anak sudah mengaku.
Oooh pak...oooh bu...para orang tua yang terhormat. Susah payah kami mengajarkan anak bapak ibu arti sebuah kejujuran di sekolah...tak kan mungkin bisa masuk dan terserap oleh anak, kalau didikan di rumah nya malah mengajarkan sebaliknya.
Susah payah kami mengajarkan adab, sopan santun kepada anak – anak ibu dan bapak. Akan jadi sia – sia ketika kami melihat sendiri bahwa orang tua mereka sendiri ternyata tidak punya adab dan sopan santun.
Di zaman sekarang....bila ingin mendisiplinkan anak....guru – guru juga jadi mikir, salah – salah bisa diperlakukan tidak pantas seperti kasus di atas...atau di polisikan. Padahal, niatnya baik. Guru tersebut ingin mendisiplinkan.
Apa kabar zaman bapak ibu dulu....yang bukan hanya jeweran yang di dapat, bukan hanya gunting rambut, atau cubitan. Tapi pukulan rotan di betis kalau nakal, pukulan menggunakan penggaris di ujung jari bila tidak hafal perkalian, di strap di tengah siang bolong di tengah lapangan yang panas. Adakah guru yang dipenjara karena itu??? Gak ada....karena pada zaman itu, orang tua menyadari bahwa itu yang terbaik buat anaknya. Anak – anak (kami) juga gak berani ngadu....soalnya bukannya dapat pembelaan, yang ada cubitan bakal di tambah, jeweran juga....plus di omelin nonstop. Lalu apakah yang kami dapat di perlakukan seperti itu.....kami jd menghormati guru...hormat loh ya, bukan takut. Karena kami sadar, itu guru lakukan untuk kebaikan kami.
Bapak ibu pasti punya tujuan kenapa memasukkan anak – anak ke sekolah berbasis agama. Pasti pengen anaknya jadi anak sholeh/sholehah. Karena kami sekolah Islam...maka anak perempuan di wajibkan menggunakan kerudung. Bapak...ibu...bagaimana ajaran kami tentang menutup aurat bisa sampai ke anak....kalau mereka melihat ibunya belum menutup aurat???
Sekolah itu bukan tempat penitipan anak sebangsa day care wahai bapak ibu....para guru bukan baby sitter yang kalian gaji dan bisa diperlakukan semaunya. Para guru tersebut punya tugas mulia....mencerdaskan anak – anak bapak ibu, sebagai bagian dari usaha mencerdaskan anak bangsa. Tak sedikit guru yang dengan rela menitipkan anak(anak)nya sekian jam kepada orang tua para guru (pengasuh) demi dapat mendidik anak – anak ibu bapak. Agar apa yang di ajarkan di sekolah berdampak pada anak, maka perlu kerjasama yang baik antara guru dan orang tua. Tidak bisa hanya salah satu pihak yang berusaha dengan keras, sedangkan pihak lain seenaknya.
Selain itu, guru – guru itu juga manusia wahai bapak ibu yang terhormat. Kalau memang ada yang tidak berkenan, bicaralah baik – baik....bicaralah seperti orang dewasa yang dapat mengendalikan emosi. Kalau Cuma ngejewer, nyubit sedikit, marahin, atau ngebentak anak(anak) bapak ibu....tak perlu lah bersikap lebay dengan serta merta menelan mentah – mentah aduan anak. Kalau memang menurut bapak ibu, yang di lakukan guru itu sudah keterlaluan...datanglah baik – baik dulu, bicaralah baik – baik dulu, baru bertindak. Jangan kebalik urutannya....marah – marah dulu, tabayun belakangan....yang di dapat rasa malu.
Wallahu’alam bii showab...

2 komentar:

  1. Astagfirullah.. pekerjaan guru semakin berat nih kl gak didukung para ortu.. ortunya jg mesti cerdas yaa, gak boleh terima aduan anak mentah-mentah.. apalagi ngasih contoh yg gak baik #ngomong kediri sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. banget - banget ya....iya...kalau anak ngadu, bukan berarti kita gak percaya dia ngomong apa. tapi, kalau emang gak terima...sebelum marah - marah gak jelas, bertanya lah baik - baik pada pihak sekolah. anak saya bilang seperti ini, kenapa ya?...kan nyaman kalau gitu. ndak lah tibe - tibe datang ngamok tak jelas...pas di jelaskan baru lah tahu anaknye yang salah. ndak ke cemak muke nye. ish...ish...ish...

      Hapus

 

MyHistory Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang

Blogger Templates