Beberapa
waktu lalu sempat nulis tentang guru....eh hari ini baca berita ada guru yang
di perlakukan tidak pantas oleh orang tua murid.
Di
berita tersebut di sebutkan, seorang guru perempuan sedang menegakkan disiplin
dengan cara memotong rambut seorang anak muridnya. Si anak sepertinya tidak
terima dan mengadu pada orang tua. Yaaak....seperti tipikal orang tua (lebay)
lainnya yang merasa anaknya selalu benar, langsung mendatangi rumah guru yang
bersangkutan dan serta merta menarik lepas jilbab sang guru kemudian memotong
rambut sang guru. Ini masuk delik penganiayaan kan? Perbuatan tidak
menyenangkan. Polisikan saja orang tua nya!!!!
Geram...saya
benar - benar geram dengan fenomena yang terjadi belakangan ini. HAM is
Bu**S**t !!!!.
Lebih
miris lagi kalau baca berita tentang
guru yang di penjara karena sosok arogan orang tua yang gak terima anaknya di
jewer.
He
to the Lo buat orang tua lebay yang membabi buta membela anak tanpa mau tahu
terlebih dahulu apakah aduan anaknya betul atau tidak.
Orang
tua yang kayak gini yang membuat kerja guru berlipat2 susahnya. Kenapa??? Anak merasa
di atas angin, merasa ada yang akan selalu membela walau mereka salah. Hasilnya
mereka jadi kur**g aj*r dengan guru, susah di bilangin, semaunya sendiri.
Satu
contoh, ini baru kejadian di sekolah tempat saya kerja. Ada orang tua yang
menyuruh anaknya berbohong kepihak sekolah...dan terus berbohong padahal si
anak sudah mengaku.
Oooh
pak...oooh bu...para orang tua yang terhormat. Susah payah kami mengajarkan
anak bapak ibu arti sebuah kejujuran di sekolah...tak kan mungkin bisa masuk
dan terserap oleh anak, kalau didikan di rumah nya malah mengajarkan
sebaliknya.
Susah
payah kami mengajarkan adab, sopan santun kepada anak – anak ibu dan bapak. Akan
jadi sia – sia ketika kami melihat sendiri bahwa orang tua mereka sendiri
ternyata tidak punya adab dan sopan santun.
Di
zaman sekarang....bila ingin mendisiplinkan anak....guru – guru juga jadi
mikir, salah – salah bisa diperlakukan tidak pantas seperti kasus di
atas...atau di polisikan. Padahal, niatnya baik. Guru tersebut ingin
mendisiplinkan.
Apa
kabar zaman bapak ibu dulu....yang bukan hanya jeweran yang di dapat, bukan
hanya gunting rambut, atau cubitan. Tapi pukulan rotan di betis kalau nakal,
pukulan menggunakan penggaris di ujung jari bila tidak hafal perkalian, di
strap di tengah siang bolong di tengah lapangan yang panas. Adakah guru yang
dipenjara karena itu??? Gak ada....karena pada zaman itu, orang tua menyadari
bahwa itu yang terbaik buat anaknya. Anak – anak (kami) juga gak berani
ngadu....soalnya bukannya dapat pembelaan, yang ada cubitan bakal di tambah,
jeweran juga....plus di omelin nonstop. Lalu apakah yang kami dapat di
perlakukan seperti itu.....kami jd menghormati guru...hormat loh ya, bukan
takut. Karena kami sadar, itu guru lakukan untuk kebaikan kami.
Bapak
ibu pasti punya tujuan kenapa memasukkan anak – anak ke sekolah berbasis agama.
Pasti pengen anaknya jadi anak sholeh/sholehah. Karena kami sekolah
Islam...maka anak perempuan di wajibkan menggunakan kerudung. Bapak...ibu...bagaimana
ajaran kami tentang menutup aurat bisa sampai ke anak....kalau mereka melihat
ibunya belum menutup aurat???
Sekolah
itu bukan tempat penitipan anak sebangsa day care wahai bapak ibu....para guru
bukan baby sitter yang kalian gaji dan bisa diperlakukan semaunya. Para guru
tersebut punya tugas mulia....mencerdaskan anak – anak bapak ibu, sebagai
bagian dari usaha mencerdaskan anak bangsa. Tak sedikit guru yang dengan rela
menitipkan anak(anak)nya sekian jam kepada orang tua para guru (pengasuh) demi
dapat mendidik anak – anak ibu bapak. Agar apa yang di ajarkan di sekolah
berdampak pada anak, maka perlu kerjasama yang baik antara guru dan orang tua. Tidak
bisa hanya salah satu pihak yang berusaha dengan keras, sedangkan pihak lain
seenaknya.
Selain
itu, guru – guru itu juga manusia wahai bapak ibu yang terhormat. Kalau memang
ada yang tidak berkenan, bicaralah baik – baik....bicaralah seperti orang dewasa
yang dapat mengendalikan emosi. Kalau Cuma ngejewer, nyubit sedikit, marahin,
atau ngebentak anak(anak) bapak ibu....tak perlu lah bersikap lebay dengan
serta merta menelan mentah – mentah aduan anak. Kalau memang menurut bapak ibu,
yang di lakukan guru itu sudah keterlaluan...datanglah baik – baik dulu,
bicaralah baik – baik dulu, baru bertindak. Jangan kebalik urutannya....marah –
marah dulu, tabayun belakangan....yang di dapat rasa malu.
Wallahu’alam
bii showab...
Astagfirullah.. pekerjaan guru semakin berat nih kl gak didukung para ortu.. ortunya jg mesti cerdas yaa, gak boleh terima aduan anak mentah-mentah.. apalagi ngasih contoh yg gak baik #ngomong kediri sendiri
BalasHapusbanget - banget ya....iya...kalau anak ngadu, bukan berarti kita gak percaya dia ngomong apa. tapi, kalau emang gak terima...sebelum marah - marah gak jelas, bertanya lah baik - baik pada pihak sekolah. anak saya bilang seperti ini, kenapa ya?...kan nyaman kalau gitu. ndak lah tibe - tibe datang ngamok tak jelas...pas di jelaskan baru lah tahu anaknye yang salah. ndak ke cemak muke nye. ish...ish...ish...
Hapus