Selasa, 09 Februari 2016

Mencari (bukan menunggu) Pendamping hidup...


 Boleh curhat?................boleh lah, toh ini blok pribadi saya hehehe.
Bukan curhat sih sebenarnya, hanya ungkapan lintasan pikiran.

Umur saya sekarang 32th lebih 2 bulan, dan sampai detik ini saya masih harus bersabar mencari (bukan menunggu) sang pendamping hidup..belahan jiwa...kekasih hati...si pemilik tulang rusuk.
Mengapa saya bilang mencari bukan menunggu? Ya karena sejatinya (setidaknya di saya) saya sedang berikhtiar mencari ‘dia’ yang masih misteri buat saya.


Dan mencari gaya saya sepertinya berbeda dengan gaya mencari orang – orang kebanyakan. Saya tidak melakukan aktifitas pacaran, atau teman tapi mesra atau hubungan tanpa status. Cara saya mencari adalah saya meminta bantuan teman – teman saya sekiranya mereka punya kenalan yang berniat menikah juga

Teman – teman saya bertanya, kriteria pria seperti apa yang saya inginkan untuk menjadi pendamping hidup saya?
Hmmmmmmm....sebenarnya jawaban saya standar seperti jawaban perempuan kebanyakan. Seagama, beriman, sholeh, bertanggung jawab, setia, pekerja keras, dan punya pekerjaan, sehat fisik dan rohani.
Tapi lebih utama adalah punya visi yang sama dalam membangun rumah tangga
Karena sejatinya menikah bukan hanya sekedar menyatukan 2 orang atau 2 keluarga, bukan hanya sekedar untuk menghalalkan segala nya....tapi, lebih ke menikah itu untuk menggapai Ridho Allah, dan membangun peradaban.

Rasanya rugi sekiranya menikah hanya agar biar dibilang sudah ‘laku’ (emang kita barang dagangan?), atau menikah Cuma sekedar biar gak dibilang perawan tua sama masyarakat. Menikah kan tidak sesimple itu...ada banyak hal yang harus dipersiapkan, baik materi, dan terutama mental. Jadi menikah tidak cukup hanya sekedar ingin.

Maka dari itu, mencari pendamping hidup yang cocok, pendamping hidup yang satu visi adalah mutlak adanya.
Punya kesamaan visi bukan berarti harus punya karakter sama, atau  harus punya sifat sama....sama sekali bukan. Punya kesamaan visi, berarti punya kesamaan atau niat yang sama Rumah tangga ini akan seperti apa, mau di bawa kemana.

Maka selain kriteria – kriteria yang saya sebutkan di atas, kesamaan visi sangat dilihat.
Kan susah nantinya kalau saya ingin RT saya ke A...eh pasangan saya pengennya ke B. Berabe.
Contoh simple nya seperti ini....saya ProVaks, akan sangat ribet kalau pasangan saya nantinya AntiVaks. J

Tapi....ini saya sih. Saya gak memaksa kamu yang (berkesempatan mampir ke blog dan)  membaca tulisan ini berpikiran sama dengan saya.

Wallahu ‘Alam bii shawaab.

0 komentar:

Posting Komentar

 

MyHistory Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang

Blogger Templates