Sebelumnya saya ingin memberitahukan
bahwa tulisan saya kali ini cukup panjang. Walaupun tidak bisa 100% saya
tuangkan apa yang saya dapat, sekiranya ini lah yang bisa saya bagi buat para
calon ibu dan ibu Menyusui.
Mumpung masih segar dalam ingatan, di
hari pertama bulan Oktober ini, saya akan berbagi materi tentang ASI. Pas tadi(1
Oktober 2017) pagi hingga siang hari, saya mengikuti Workshop tentang ASI.
Ada 3 pemateri dalam Workshop ASI
kali ini, ibu dr. Utami Roesli, SpA,
IBCLC, FABM (panjang ya gelarnya, dan
saya gak tahu kepanjangan dari singkatan gelar tersebut). dr. Utami ini
adalah seorang ibu yang sudah cukup sepuh, usianya (kalau saya gak salah dengar) udah 73 thn, beliau memaparkan tentang Keutamaan dan Manfaat Menyusui. dr.
Utami menjelaskan bahwa seharusnya bukan ASI Eksklusif melainkan Menyusui
Eksklusif. Bayi menyusu eksklusif selama 6 bulan, tanpa tambahan makanan
apapun, dan menyusui hingga 2 tahun. Ternyata pemberian ASI terhadap bayi baru
lahir dimulai sejak bayi lahir, dinamakan IMD (Inisiasi Menyusu Dini). IMD
dimulai secepatnya, segera setelah bayi lahir. caranya setelah bayi lahir, bayi ditengkurapkan di dada ibu sehingga
KULIT BAYI MELEKAT PADA KULIT IBU MINIMAL 1 (SATU) JAM.
Kalau lihat video bayi saat IMD lucu
banget dan pastinya mengharukan. Si bayi ugat uget (ngertilah ya maksudnya hehehe) di atas dada ibunya untuk mencari
puting ibunya. Dan ternyata IMD ini juga sangat bermanfaat untuk si ibu. Saat
bayi ugat uget di dada ibu, si bayi menekan – nekan perut ibunya, dan hal ini
ternyata bisa membantu mengeluarkan ari – ari bayi dan mempercepat menghentikan
pendarahan. Sebaiknya apabila tidak ada masalah
dengan bayi dan ibu, IMD harus segera dikerjakan, karena IMD juga dapat
menurunkan angka kematian bayi.
Yang lebih menakjubkan, kulit ibu
ternyata punya kemampuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Apabila sang
bayi kepanasan, letakkan bayi di dada ibu, lakukan skin to skin. Begitu juga
sebaliknya. Aaaah keren ya. Dan ternyata, ayah juga sangat berperan dalan
keberhasilan IMD ini. Saat IMD, sang ayah bisa membaca Al – Qur’an di samping
ibu. masyaAllah ya, masa – masa emas di awal si bayi hadir ke dunia di awali
dengan dekapan sayang ibu dan lantunan Al-Quran dari sang Ayah. Inilah mengapa
bukan hanya si ibu saja yang harus tahu ILMU
TENTANG ASI, si ayah juga mesti kudu wajib tahu. Karena keberhasilan
seorang ibu untuk IMD lalu kemudian menyusui hingga 2 tahun, juga bergantung
pada sang Ayah, serta orang – orang terdekat.
Ada beberapa manfaat/ keuntungan dari memberikan ASI baik manfaat untuk ibu,
ayah dan tentu saja sang Bayi, nah manfaat dari pemberian ASI yaitu :
- Ekonomis
dan praktis = pemberian ASI sangat ekonomis, sehingga alokasi dana bisa
dialihkan untuk hal lain, untuk imunisasi yang tidak dicover pemerintah
misalnya. Selain itu praktis.
- Mengurangi
resiko kanker payudara
- Mengurangi
resiko kanker ovarium
- Mengurangu
resiko diabetes melitus tipe 2
- Mengurasi
resiko Alzheimer
- Mengurangi
resiko obesitas
- Mengurangi
ancaman osteoporosis
Dan yang lebih keren itu adalah ASI
itu cairan hidup, maksudnya ASI itu berproduksi sesuai dengan kebutuhan, tak
sama komposisinya antaar ibu, cairan yang terkandung dalam ASI setiap saat bisa
berbeda..menyesuaikan dengan tumbuh kembang bayi hari itu.
Sayangnya tadi hanya sempat
disinggung sedikit sekali tentang mitos – mitos yang ada di masyarakat tentang
ASI. Beberapa mitos yang populer di kalangan masyarakat adalah :
- ASI
basi => iya beners sih ASI bisa
basi APABILA ASI sudah dikeluarkan dari payudara ibu alias
ASI Perah. Kalau ASI masih dalam payudara ibu, gimana ceritanya bisa basi.
- Kalau
lagi menyusui gak boleh makan santan, pedas, ikan dll => ya ampun kasian banget lah ibu menyusui makannya di pantang –
pantang. Kan ibu menyusui butuh banyak asupan makanan karena menyusui. sok atuh
makan aja.
- Kalau
bayi sakit yang minum obatnya si ibu =>
kalau bayi sakit, si bayi yang minum obat. Kalau ibu nya yang sakit, si ibu
yang minum obat.
Oh iya, sebaiknya dan sebisanya...
ASI diberikan langsung ya. maksudnya disusukan langsung oleh sang ibu, karena hal
ini dapat meningkatkan kasih sayang ibu dan bayi. Walapun ASIP (ASI Perah)
tidak masalah dan masih jauh lebih baik daripada sufor. Tapi pemberian ASI
melalui media (pipet, sendok, dll) akan menghilangkan momen skin to skin antara
ibu dan bayi. Kalau pun diberikan ASIP karena ibu bekerja, sangat tidak
disarankan untuk menggunakan botol susu, dikarenakan besar kemungkinan bayi
akan bingung puting.
Seperti yang saya singgung di atas
tadi, bahwa salah satu faktor keberhasilan ibu dapat memberikan ASI eksklusif
(6 Bulan) dan menyusui hingga 2 tahun adalah dengan turut berperannya sang
ayah. Karena ayah tidak bisa menggantikan tugas ibu untuk memberikan ASI secara
langsung (kecuali ASIP), maka tugas ayah adalah memastikan agar sang ibu bahagia,
dan mensupport keinginan ibu untuk memberikan ASI pada sang buah hati. Selain
support dari ayah, support dari keluarga dekat juga sangat membantu. Jadi yang
perlu tahu ilmu tentang ASI bukan hanya sang ibu, tapi ayah dan keluarga dekat
juga harus tahu. Agar tidak terjebak dengan kebiasaan – kebiasaan dan mitos
yang banyak beredar di masyarakat.
Oh iya hampir lupa... hampir tidak
mungkin ibu yang hamil dan melahirkan tidak bisa menyusui bayinya. Kalaupun ada
itu Cuma kasus saja. Sejatinya setiap ibu hamil, setelah melahirkan pasti bisa
menyusui bayinya. Karena, ternyata ada pengalaman dari seorang ibu yang
berhasil menyusui bayi yang diadopsinya. Kalau kamu ingin tahu tentang hal ini,
kamu bisa bertanya dengan konselor laktasi di kotamu.
Menurut dr. Utami, sebaiknya ketika
melahirkan ibu dan bayi dirawat gabung. Maksudnya adalah 24 jam penuh ibu dan
bayi selalu bersama. Bayi berada dalam jangkaun si ibu, ketika bayi mandi juga
tetap harus di dalam kamar perawatan ibunya. Apabila, bayi ketika mandi di bawa
ke ruang bayi, maka hal itu tidak dapat lagi disebut rawat gabung. Hal ini bisa
dibicarakan pada pihak faskes dan nakesnya. Ini juga menjadi alasan pentingnya
mencari faskes yang sangat mendukung IMD dan menyusui, serta tidak gampang
menyarankan pemberian sufor, ketika tidak ada indikasi medis dari si bayi.
Tadi juga dibahas tentang menyusui
dalam pandangan Agama, dalam hal ini Agama Islam. Hal ini disampaikan oleh Ust. Harjani Hefni.
Ustadz memaparkan tentang ayat – ayat
yang mengandung perintah menyusui, ada di dalam surah Al – Baqarah: 233, Al
Qashah: 7 – 13, kemudian di surah Al – Ahqaf:15 (silahkan cek sendiri di Al Quran masing – masing ya).
Ustadz juga menjelaskan tentang
saudara sesusuan. Jadi, yang termasuk saudara sesusuan adalah semua ANAK IBU PENDONOR ASI menjadi saudara sesusuan bagi BAYI YANG MENERIMA DONOR ASI, tapi tidak menjadi saudara sesusuan
dengan SAUDARA DARI BAYI YANG MENERIMA
DONOR ASI. Selain itu ustadz juga
mengatakan bahwa tidak masalah menerima donor ASI dari orang yang berbeda agama
walaupun tidak dianjurkan, karena .... kita harus mengetahui benar asupan
makanan dari si pendonor. Akan lebih baik bila menerima donor ASI dari orang
yang seagama. Selain itu, penting sekali untuk mengetahui riwayat kesehatan
dari si pendonor. Juga harus dicatat dan nantinya diberitahukan kepada si bayi
siapa saja yang jadi saudara sesusuannya.
Sesudah penjabaran tentang ASI, IMD
dan segala dalilnya... di sesi terakhir mbak Triska (drg. Trieska Annisa) menjelaskan tentang resiko pemberian sufor,
antara lain Resiko penyakit asma, alergi, penurunan perkembangan kognitif,
penyakit saluran pernafasan akut, dan resiko gangguan susunan gigi, dan masih
banyak lagi. Selain itu, bila menggunakan sufor, makan bayi rentan terkena
infeksi akibat sufor bayi terkontaminasi.
Sebenarnya dalam kode Internasional
mengenai pemasaran produk – produk pengganti ASI ada aturan – aturan yang
seharusnya diikuti. Aturan – aturan itu adalah :
- Sufor sebenarnya di larang beriklan = tapi, pada
kenyataannya iklan sufor sangat banyak di televisi.
- Dilarang memberikan sampel gratis = sering nih di mall –
mall.
- Dilarang promosi melalui faskes = sayangnya ini banyak
terjadi.
- Tidak ada kontak tenaga sales dan ibu = banyak banget dan
sering banget sales – sales sufor menghubungi calon ibu atau ibu dengan balita
untuk ditawari sufor.
- Tidak ada hadiah atau sampel gratis untuk nakes = masih
banyak oknum dokter yang seperti ini.
- Label tidak mengidealkan produk = wuuuuuiiih pada
kenyataannya, sufor benar – benar memberi kesan bahwa sufor itu baik, walaupun
sebenarnya tidak.
- Label mencantumkan manfaat menyusui dan resiko pemberian
formula = saya pikir tidak ada satupun produsen sufor yang melakukan ini.
Wooow, cukup banyak kode
Internasionalnya ya. sayang nya kalau kita perhatikan dari 7 nomor di atas,
hampir semuanya terjadi di Indonesia.
PR kita banyak sekali untuk
mengedukasi masyarakat umumnya serta ibu menyusui dan keluarga khususnya
tentang betapa penting dan berharganya memberikan ASI pada buah hati. Menyusui itu
harus keras kepala, harus positif thinking ASI nya cukup, dan harus percaya
bahwa ibu bisa memberikan ASI buat buah hatinya.
Naaah, itu lah review dari workshop
tentang ASI yang saya terima. Apabila ada yang salah dari yang saya sampaikan
mohon diluruskan. Bila kamu tertarik dan ingin tahu lebih baik tentang asi,
kamu dapat menghubungi => AIMI Kalbar. Nanti kamu bisa tanya sepuasnya
terkait ASI, ASIP, MPASI, bahkan imunisasi.
Terima kasih sudah membaca (^_^)
|
drg. Trieska memberikan materi tentang bahaya pemberian sufor (photo taken by AIMI) |
Kece berat kak Eno, boleh dishare kaaaan :D
BalasHapusboleeeeeeh.
Hapus