Senin, 02 Oktober 2017

Oleh oleh dari Workshop ASI bersama AIMI

Sebelumnya saya ingin memberitahukan bahwa tulisan saya kali ini cukup panjang. Walaupun tidak bisa 100% saya tuangkan apa yang saya dapat, sekiranya ini lah yang bisa saya bagi buat para calon ibu dan ibu Menyusui.
Mumpung masih segar dalam ingatan, di hari pertama bulan Oktober ini, saya akan berbagi materi tentang ASI. Pas tadi(1 Oktober 2017) pagi hingga siang hari, saya mengikuti Workshop tentang ASI.
Ada 3 pemateri dalam Workshop ASI kali ini, ibu dr. Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM (panjang ya gelarnya, dan saya gak tahu kepanjangan dari singkatan gelar tersebut). dr. Utami ini adalah seorang ibu yang sudah cukup sepuh, usianya (kalau saya gak salah dengar) udah 73 thn, beliau memaparkan tentang Keutamaan dan Manfaat Menyusui. dr. Utami menjelaskan bahwa seharusnya bukan ASI Eksklusif melainkan Menyusui Eksklusif. Bayi menyusu eksklusif selama 6 bulan, tanpa tambahan makanan apapun, dan menyusui hingga 2 tahun. Ternyata pemberian ASI terhadap bayi baru lahir dimulai sejak bayi lahir, dinamakan IMD (Inisiasi Menyusu Dini). IMD dimulai secepatnya, segera setelah bayi lahir. caranya setelah bayi lahir, bayi ditengkurapkan di dada ibu sehingga KULIT BAYI MELEKAT PADA KULIT IBU MINIMAL 1 (SATU) JAM.

Kalau lihat video bayi saat IMD lucu banget dan pastinya mengharukan. Si bayi ugat uget (ngertilah ya maksudnya hehehe) di atas dada ibunya untuk mencari puting ibunya. Dan ternyata IMD ini juga sangat bermanfaat untuk si ibu. Saat bayi ugat uget di dada ibu, si bayi menekan – nekan perut ibunya, dan hal ini ternyata bisa membantu mengeluarkan ari – ari bayi dan mempercepat menghentikan pendarahan. Sebaiknya apabila tidak ada masalah  dengan bayi dan ibu, IMD harus segera dikerjakan, karena IMD juga dapat menurunkan angka kematian bayi. 
Yang lebih menakjubkan, kulit ibu ternyata punya kemampuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Apabila sang bayi kepanasan, letakkan bayi di dada ibu, lakukan skin to skin. Begitu juga sebaliknya. Aaaah keren ya. Dan ternyata, ayah juga sangat berperan dalan keberhasilan IMD ini. Saat IMD, sang ayah bisa membaca Al – Qur’an di samping ibu. masyaAllah ya, masa – masa emas di awal si bayi hadir ke dunia di awali dengan dekapan sayang ibu dan lantunan Al-Quran dari sang Ayah. Inilah mengapa bukan hanya si ibu saja yang harus tahu ILMU TENTANG ASI, si ayah juga mesti kudu wajib tahu. Karena keberhasilan seorang ibu untuk IMD lalu kemudian menyusui hingga 2 tahun, juga bergantung pada sang Ayah, serta orang – orang terdekat.
Ada beberapa manfaat/ keuntungan dari memberikan ASI baik manfaat untuk ibu, ayah dan tentu saja sang Bayi, nah manfaat dari pemberian ASI yaitu :
  1. Ekonomis dan praktis = pemberian ASI sangat ekonomis, sehingga alokasi dana bisa dialihkan untuk hal lain, untuk imunisasi yang tidak dicover pemerintah misalnya. Selain itu praktis.
  2. Mengurangi resiko kanker payudara
  3. Mengurangi resiko kanker ovarium
  4. Mengurangu resiko diabetes melitus tipe 2
  5. Mengurasi resiko Alzheimer
  6. Mengurangi resiko obesitas
  7. Mengurangi ancaman osteoporosis

Dan yang lebih keren itu adalah ASI itu cairan hidup, maksudnya ASI itu berproduksi sesuai dengan kebutuhan, tak sama komposisinya antaar ibu, cairan yang terkandung dalam ASI setiap saat bisa berbeda..menyesuaikan dengan tumbuh kembang bayi hari itu.
Sayangnya tadi hanya sempat disinggung sedikit sekali tentang mitos – mitos yang ada di masyarakat tentang ASI. Beberapa mitos yang populer di kalangan masyarakat adalah :
  1. ASI basi => iya beners sih ASI bisa basi APABILA  ASI sudah dikeluarkan dari payudara ibu alias ASI Perah. Kalau ASI masih dalam payudara ibu, gimana ceritanya bisa basi.
  2. Kalau lagi menyusui gak boleh makan santan, pedas, ikan dll => ya ampun kasian banget lah ibu menyusui makannya di pantang – pantang. Kan ibu menyusui butuh banyak asupan makanan karena menyusui. sok atuh makan aja.
  3. Kalau bayi sakit yang minum obatnya si ibu => kalau bayi sakit, si bayi yang minum obat. Kalau ibu nya yang sakit, si ibu yang minum obat.

Oh iya, sebaiknya dan sebisanya... ASI diberikan langsung ya. maksudnya disusukan langsung oleh sang ibu, karena hal ini dapat meningkatkan kasih sayang ibu dan bayi. Walapun ASIP (ASI Perah) tidak masalah dan masih jauh lebih baik daripada sufor. Tapi pemberian ASI melalui media (pipet, sendok, dll) akan menghilangkan momen skin to skin antara ibu dan bayi. Kalau pun diberikan ASIP karena ibu bekerja, sangat tidak disarankan untuk menggunakan botol susu, dikarenakan besar kemungkinan bayi akan bingung puting.
Seperti yang saya singgung di atas tadi, bahwa salah satu faktor keberhasilan ibu dapat memberikan ASI eksklusif (6 Bulan) dan menyusui hingga 2 tahun adalah dengan turut berperannya sang ayah. Karena ayah tidak bisa menggantikan tugas ibu untuk memberikan ASI secara langsung (kecuali ASIP), maka tugas ayah adalah memastikan agar sang ibu bahagia, dan mensupport keinginan ibu untuk memberikan ASI pada sang buah hati. Selain support dari ayah, support dari keluarga dekat juga sangat membantu. Jadi yang perlu tahu ilmu tentang ASI bukan hanya sang ibu, tapi ayah dan keluarga dekat juga harus tahu. Agar tidak terjebak dengan kebiasaan – kebiasaan dan mitos yang banyak beredar di masyarakat.
Oh iya hampir lupa... hampir tidak mungkin ibu yang hamil dan melahirkan tidak bisa menyusui bayinya. Kalaupun ada itu Cuma kasus saja. Sejatinya setiap ibu hamil, setelah melahirkan pasti bisa menyusui bayinya. Karena, ternyata ada pengalaman dari seorang ibu yang berhasil menyusui bayi yang diadopsinya. Kalau kamu ingin tahu tentang hal ini, kamu bisa bertanya dengan konselor laktasi di kotamu.
Menurut dr. Utami, sebaiknya ketika melahirkan ibu dan bayi dirawat gabung. Maksudnya adalah 24 jam penuh ibu dan bayi selalu bersama. Bayi berada dalam jangkaun si ibu, ketika bayi mandi juga tetap harus di dalam kamar perawatan ibunya. Apabila, bayi ketika mandi di bawa ke ruang bayi, maka hal itu tidak dapat lagi disebut rawat gabung. Hal ini bisa dibicarakan pada pihak faskes dan nakesnya. Ini juga menjadi alasan pentingnya mencari faskes yang sangat mendukung IMD dan menyusui, serta tidak gampang menyarankan pemberian sufor, ketika tidak ada indikasi medis dari si bayi.
Tadi juga dibahas tentang menyusui dalam pandangan Agama, dalam hal ini Agama Islam. Hal ini disampaikan oleh Ust. Harjani Hefni.
Ustadz memaparkan tentang ayat – ayat yang mengandung perintah menyusui, ada di dalam surah Al – Baqarah: 233, Al Qashah: 7 – 13, kemudian di surah Al – Ahqaf:15 (silahkan cek sendiri di Al Quran masing – masing ya).
Ustadz juga menjelaskan tentang saudara sesusuan. Jadi, yang termasuk saudara sesusuan adalah semua ANAK IBU PENDONOR ASI menjadi saudara sesusuan bagi BAYI YANG MENERIMA DONOR ASI, tapi tidak menjadi saudara sesusuan dengan SAUDARA DARI BAYI YANG MENERIMA DONOR ASI.  Selain itu ustadz juga mengatakan bahwa tidak masalah menerima donor ASI dari orang yang berbeda agama walaupun tidak dianjurkan, karena .... kita harus mengetahui benar asupan makanan dari si pendonor. Akan lebih baik bila menerima donor ASI dari orang yang seagama. Selain itu, penting sekali untuk mengetahui riwayat kesehatan dari si pendonor. Juga harus dicatat dan nantinya diberitahukan kepada si bayi siapa saja yang jadi saudara sesusuannya.
Sesudah penjabaran tentang ASI, IMD dan segala dalilnya... di sesi terakhir mbak Triska (drg. Trieska Annisa) menjelaskan tentang resiko pemberian sufor, antara lain Resiko penyakit asma, alergi, penurunan perkembangan kognitif, penyakit saluran pernafasan akut, dan resiko gangguan susunan gigi, dan masih banyak lagi. Selain itu, bila menggunakan sufor, makan bayi rentan terkena infeksi akibat sufor bayi terkontaminasi.
Sebenarnya dalam kode Internasional mengenai pemasaran produk – produk pengganti ASI ada aturan – aturan yang seharusnya diikuti. Aturan – aturan itu adalah :
  1. Sufor sebenarnya di larang beriklan = tapi, pada kenyataannya iklan sufor sangat banyak di televisi.
  2. Dilarang memberikan sampel gratis = sering nih di mall – mall.
  3. Dilarang promosi melalui faskes = sayangnya ini banyak terjadi.
  4. Tidak ada kontak tenaga sales dan ibu = banyak banget dan sering banget sales – sales sufor menghubungi calon ibu atau ibu dengan balita untuk ditawari sufor.
  5. Tidak ada hadiah atau sampel gratis untuk nakes = masih banyak oknum dokter yang seperti ini.
  6. Label tidak mengidealkan produk = wuuuuuiiih pada kenyataannya, sufor benar – benar memberi kesan bahwa sufor itu baik, walaupun sebenarnya tidak.
  7. Label mencantumkan manfaat menyusui dan resiko pemberian formula = saya pikir tidak ada satupun produsen sufor yang melakukan ini. 

Wooow, cukup banyak kode Internasionalnya ya. sayang nya kalau kita perhatikan dari 7 nomor di atas, hampir semuanya terjadi di Indonesia.
PR kita banyak sekali untuk mengedukasi masyarakat umumnya serta ibu menyusui dan keluarga khususnya tentang betapa penting dan berharganya memberikan ASI pada buah hati. Menyusui itu harus keras kepala, harus positif thinking ASI nya cukup, dan harus percaya bahwa ibu bisa memberikan ASI buat buah hatinya.
Naaah, itu lah review dari workshop tentang ASI yang saya terima. Apabila ada yang salah dari yang saya sampaikan mohon diluruskan. Bila kamu tertarik dan ingin tahu lebih baik tentang asi, kamu dapat menghubungi => AIMI Kalbar. Nanti kamu bisa tanya sepuasnya terkait ASI, ASIP, MPASI, bahkan imunisasi.
Terima kasih sudah membaca (^_^)
Galeri Foto
Spanduk Kegiatan

Pak Hari, ketua Dinkes Provinsi (kayaknye)

Nih nak ke depan, diskusi soal ASI

si Ibu memaparkan tentang Manfaat ASI, hasil dari Diskusi Grup

peserta sedang menyebutkan mitos tentang ASI yang banyak beredar di masyarakat (di zoom aja biar keliatan ^_^)

dr. Utami Roesli, SpA, IBCLC,FABM (gak tahu kepanjangannya apa)
dr. Utami sedang memaparkan materi tentang ASI (Photo taken by AIMI)

dr. Utami sedang memaparkan betapa pentingnya IMD


Peserta dari Singkawang sedang bertanya

Peserta dari SALIMAH

Panitia yang rela mengajak anak - anak panitia yang lain bermain, biar gak gangguin ibunya dan gak ribut di ruangan workshop

Ust. Harjani Hefni menjelaskan ayat - ayat yang terkandung dalam Al-Qur'an tentang ASI

drg. Trieska memberikan materi tentang bahaya pemberian sufor (photo taken by AIMI)



2 komentar:

 

MyHistory Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang

Blogger Templates