Kadang (atau) bahkan sering, orang – orang bermanis
– manis di depan kita, tapi di belakang kita, ngomongin kita. Saya juga kayak
gitu.... namun, sekarang sedang diusahakan untuk dirubah.
Pada dasarnya saya ini orang yang gak
pandai basa – basi. Senangnya to the point, hal ini yang seringkali dikeluhkan
oleh sebagian teman – teman saya. Apalagi saya termasuk orang yang gak bisa
pura – pura. Ekspresif, jadi apa yang saya rasakan, kemungkinan besar akan
terlihat dari ekspresi wajah saya. Saya gak bisa pura – pura baik dengan orang
yang gak saya suka. Syukurnya, sedikit sekali orang yang saya gak suka.
Nah terkait dengan judul tulisan ini. Seringnya
kita merasa gak enak ketika menasehati orang lain. Karena seperti ada dinding
tak kasat mata yang menghalangi. Kata – kata yang muncul dalam pikiran adalah “aaaah,
nanti dia tersinggung”....atau ...”aduh, ntar dia marah sama aku”. Padahal,
menurut saya, kejujuran tetap harus di utarakan mesti pahit.
Seperti beberapa waktu lalu, saya pernah ‘dipermalukan’
di depan suatu rapat oleh atasan saya. Seperti yang saya bilang,saya ini
orangnya ekspresif ditambah moody, jadi seringkali teman – teman yang ‘kebetulan’
ada perlu dengan saya di saat mood saya sedang tidak baik, menjadi korban. Gak saya
apa – apain sih, gak saya omelin juga. Tapi, judes, jutek dan blak – blakannya saya
keluar hehehehe (malu sebenarnya mengakui ini). Tapi, percayalah, hal ini benar
– benar sedang saya perjuangkan untuk saya ubah.
Saya (dan saya yakin juga kamu semua) pasti
gak suka kan kalau diomongin di belakang tentang kekurangan kita. Kita semua
tahu dosanya, tapi....ya itu sering kepeleset...apalagi kalau ada yang mancing
X_X. Tabiat jelek ini juga sedang sangat saya usahakan untuk dihilangkan. Salah
satu caranya tidak kepo dengan urusan orang, dan sebisa mungkin menegur
langsung ke orang yang bersangkutan jikalau ada yang tidak saya setujui dari
tingkah laku seseorang. Walaupun, untuk hal ini... harus benar – benar muter
otak mencari kalimat yang tidak menyinggung. Meskipun, seringnya sifat blak –
blakan saya sering muncul hehehehe.
Saya pikir, apabila orang yang bersangkutan
tersinggung dengan ucapan atau sindiran saya. Paling tida, itu menandakan orang
tersebut masih peka. Syukur – syukur kalau mau berubah. Kalaupun tidak, paling
tidak sudah saya ingatkan.
Emang sih, dinasehati dengan jujur itu
biasanya buat malu, tapi... bukankah teman yang baik itu adalah yang saling
nasehat menasehati? Walaupun kejujuran dalam nasehat itu agak sedikit men-cubit
ego kita. Karena pada dasarnya, kita seringnya tidak terima apabila dinasehati,
merasa diri selalu benar.
Tapi, bukankah lebih baik menasehati
langsung, dari pada ngomongin di belakang. Dapat solusi ...gak, yang ada nambah
dosa.
Mudah – mudahan sih bisa benar – benar berubah
menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Yang tak segan menasehati karena sayang,
bukan karena ingin menjatuhkan.
Buat teman – teman saya di dunia nyata yang
berinteraksi dengan saya, tolong ingatkan saya, sekiranya saya tergelincir. ^_^
0 komentar:
Posting Komentar