“’afwan kak,
ane izin telat datang liqonya”
“’afwan kak
ane izin gak datang liqo’, ada janji sama teman”
“’afwan kak,
ane ada urusan. Jadi gak bisa datang liqo’”
Dan segudang
‘afwan2 yg lain dengan berbagai alasan...dari alasan yang masuk akal sampai alasan
yang dibuat2. Bahkan, malah ada yang gak pake izin *hela nafas*.. berusaha
untuk husnudzon, kalau yg tidak hadir liqo’ punya agenda yang jauuuuuuuuuh
lebih penting.
Kalau mau
jujur, terkadang ada masa ketika ingin sekali izin gak datang liqo’....mulai
sibuk menyusun dan mencari- cari alasan yang (keliatannya) masuk akal. Tapi,
alhamdulillah keinginan error itu tidak pernah terealisasi...selain karena
merasa butuh, juga karena emang tidak ada alasan untuk tidak datang liqo’.
Ya...liqo’
emang bukan segalanya. Tapi agak berat sepertinya kalau kader dakwah gak liqo’.
Gak ada kontrol jama’ah, gak ada yang ngingetin amal yaumi.
Mirisnya..ada
beberapa kasus (semoga bukan fenomena), yang gak datang liqo’ karena gak sreg
sama MR-nya, atau gak sreg sama teman liqo’nya. Kalau udah kayak gini, tinggal
tanya aja deh, ikut dan datang liqo’ karena sapa? Ada juga yang mau liqo’ tapi
MR-nya dia yang milih sendiri, plus waktunya sefleksibel yang dia bisa...et
dah, yang butuh sapa? Yang banyak syarat sapa? *tepok jidat*.
Oh ya, yang
ikut liqo’ bukan berarti orang suci yang luput dari dosa ya...sama sekali
bukan. Justru di liqo’an adalah wadah dimana masing – masing dari kita
menyadari kelemahan diri kemudian bahu membahu memperbaiki. Yang hafalannya
lemah, insya’Allah disemangati supaya bersemangat menghafal, begitu juga amalan
yaumi yang lain. Dan yang harus diingat juga MR bukanlah sesosok makhluk tanpa
dosa dan tak punya salah, sama sekali tidak. MR juga sama dengan kita, manusia.
Kodrat nya manusia adalah berbuat khilaf.
Buat saya, liqo’ itu salah satu agenda penting yang harus
diusahakan semaksimal mungkin untuk di hadiri. Ada komitmen di sana, ada rindu
di sana, ada cinta yang membuncah di sana, ada rangkulan yang menenangkan di
sana, ada nasihat yg menyemangati di sana...bersinergi di sana.
Kalau suatu
saat dikelompokkan dengan orang – orang yang sepertinya gak nyambung dengan
kita, atau menjadi MTR dari seorang MR yang gak cocok, yakinlah itupun suatu
materi yang ditunjukkan langsung oleh Allah. Pelajaran berharga tentang
bagaimana menghargai orang lain, tidak memandang rendah atau remeh ke orang
lain.
Menyadari sih
bahwa setiap orang berbeda – beda memandang penting atau tidaknya liqo’. Mungkin
ada yang beranggapan bahwa liqo’ hanya aktifitas pengisi waktu luang. Kalau ada
waktu...datang. kalau nggak....ya gak datang.
Biasanya sih....IMO,
yang sering gak datang liqo’ lebih sering protes, baik diungkapkan atau dalam
hati. Sering mempertanyakan keputusan – keputusan jama’ah, bahkan melanggar
atau melakukan yang bertolak belakang dengan keputusan jama’ah. *ngurut
dada*....trus kalau keseringan gak datang liqo’...lama kelamaan juga bakal
malas datang ke agenda – agenda jama’ah. Dan lama kelamaan pun akhirnya lepas.
Sooo..yuk
sama – sama perbaiki kualitas liqo’an kita. Usahakan datang tepat waktu, ingat
adab izin ketika berhalangan atau terlambat.
Wallahualam bi showab....ini hanya kegundahan saya, melihat
beberapa kasus kader dakwah yang menggampangkan jadwal liqo’.
yup.. kita2 yg udah liqo ini mestinya bersyukur karena dari sekian banyak muslim di muka bumi ini, kita yang dipilih Allah untuk berada dalam jama'ah ini..
BalasHapusdan di tempat kita (pontianak) akses liqo' sangat mudah
BalasHapus