P.O.L.I.G.A.M.I.
Poligami......hmmmmmm,
pasti udah banyak yang tw tentang poligami. Saya nulis ini untuk mengeluarkan
apa yang saya pikirkan tentang poligami, tidak mewakili sapa pun kecuali diri
saya sendiri.
Sooo.....sebagai
seorang muslim, saya tidak bisa membenci poligami, karena dalam Islam (agama
yang saya anut) poligami di bolehkan dengan berbagai syarat. Saya juga tidak
membenci orang yang melaksanakan poligami,itu haknya.
Tapi
sekali lagi, saya hanya ingin mengungkapkan pendapat saya tentang poligami.
Dengan ilmu saya yang masih sangat sedikit ini menurut saya poligami itu gak
gampang...sangat sangat tidak gampang.
Dulu....beberapa tahun yang lalu,
pernah ada seorang ikhwan (entah bercanda entah serius....anggap saja bercanda)
pernah me***** saya untuk menjadi ***** ke dua (aaaaaaaaaaaakkk)......dan
reaksi saya ketika itu adalah mencak2...langsung ngomel panjang X lebar X
tinggi sama ikhwan itu. Dan hal itu dia ungkapkan dua kali dalam kurun waktu
yang berbeda. Saya tanya sama ikhwan itu “apa sih enaknya poligami menurut
antum?”.....dia gelagapan jawabnya, sampai saya cecar (benar2 saat itu saya
sudah emosi tingkat tinggi) “enak urusan *****t t**** nya????”...dan dengan
santainya dia menjawab “iya!”. Langsung aja saya bilang “antum pikir, poligami
itu Cuma urusan r******???”. Dia terdiam.
Aaaaaaaaaaaaakkkkkk....laki2 seperti ini yang menurut saya perlu
diberantas dari bumi (eh kelewatan ya?).
saya
lebih merasa tidak terima kalau ada ikhwan yang meminta izin menikah lagi
dengan alasan ingin punya anak, haalooooooooooooooooooooo......ikhwaaaaann
(tereak pake toa), yang dititipin rahim sama Allah tuh sapa ya? Akhwat yang
dititipin rahim sama Allah. Jadi kalau laki – laki bisa bilang dia kepengen
anak makanya minta izin nikah lagi. Bisa bayangin gak sih, seberapa inginnya
seorang akhwat punya anak dari rahimnya sendiri??. Kalau seorang akhwat belum
di kasih anak ya berarti itu sunattullah. Kalau ada ikhwan yang bilang, “ya
mengizinkan suami untuk menikah lagi demi mendapatkan keturunan kan salah satu
cara istri bs masuk syurga”, kenapa gak di balik aja “mungkin cara si suami
masuk syurga, karena ikhlas istrinya belum bisa memberikan keturunan”.
Sekali
lagi, ini hanya pendapat saya pribadi. Wallahualam bi showab apakah pandangan
saya tentang poligami akan berubah ketika nanti saya berumah tangga. Tapi salah
satu kriteria yang saya sebutkan adalah pasangan hidup saya nanti TIDAK berniat
poligami.
wowwww, lugas dan tegas..
BalasHapusjadi ingat materi yg disampaikan ustadz Budi Darmawan, suaminye bu yoyoh yusroh.. waktu itu ramai juga yg nanya tentang poligami..
Pertanyaannya: "Apakah poligami adalah bentuk ketidaksetiaan?"
jawab beliau:
"Selagi poligami tidak lebih dari 4, sesuai dengan yang digariskan di AlQur'an, maka itu bukan bentuk ketidaksetiaan".
Voilaaa hihihi..
dini pribadi, membebaskan suami untuk poligami atau tidak kelak.. kalo bise adil, monggo. kan Udah jelas juga kan ye kak dalam QS An Nisa, kalo bisa berlaku adil, sile nikahi maksimal 4, kalo ndak, yaa 1 saja cukup.. Kan laki2 mestinya udah tau risikonya kalo ndak berlaku adil dgn istri: di akhirat nanti berjalan dalam kondisi pincang *kalo dak salah*
kebanyakan bintang,,, hehe
BalasHapus