Di zaman yang sudah semakin canggih ini, smartphone bukan
lagi barang mewah, tapi sebuah kebutuhan. Tapi, sayangnya kemajuan teknologi
yang digunakan tidak disertai dengan pemakaian yang bijak. Salah satu contohnya
adalah penyebaran berita hoax yang sangat cepat, lebih cepat dari pada
klarifikasinya kemudian (kalau mereka mau
klarifikasi sih)
Di tengah arus informasi yang mengalir deras di zaman
gadget seperti sekarang ini. Bijak dalam menyebarkan informasi yang kita dapat
sangat diperlukan. Ketika mendapat sebuah informasi dari siapapun itu,
hendaknya di cek dan ricek dulu, apakah informasi yang diterima dapat
dipertanggungjawabkan. Sebaiknya tidak asal share.. karena lebih susah
membendung sesuatu yang sudah terlebih dahulu keluar.
Sejujurnya waktu awal – awal berita tentang telur palsu
beredar, saya sempat merasa khawatir juga. Tapi memutuskan untuk tidak share
apapun terlebih dahulu, dan memilih untuk mencari tahu terlebih dahulu dari
teman – teman yang saya percaya. Saya memang punya prinsip, untuk lebih berhati
– hati dalam menyebarkan info di socmed. Bila mendapatkan sebuah berita, Akan
saya cari dulu, apakah berita yang saya terima dapat di pertanggungjawabkan, dan
apakah yang men-share berita tersebut dapat dipercaya. Kalau dua – duanya tidak
terpenuhi, saya memilih untuk tidak menyebarkan. Sambil mencari tentang
ke-valida- berita. Jika sudah yakin dengan ke-valid-nya , maka barulah berita
itu saya sebar.
Berita tentang hoax
bukan hanya tentang telur palsu sih. Tentang Vaksin jauh lebih banyak berita
hoaxnya dan sayangnya banyak pula yang percaya…. Hingga lah cakupan imunisasi
menjadi rendah, yang menyebabkan penyakit (yang sebenarnya sudah tidak ada lagi
karena dicegah dengan vaksin) akhirnya kembali muncul lagi.
#intermezzodikit
Sebagai pengguna socmed yang sangat aktif (khususnya FB dan Instagram) saya sangat
berhati – hati untuk menerima permintaan pertemanan (karena berkaitan dengan apa yang nantinya muncul di beranda socmed saya),
dan saya juga (berusaha) untuk
berhati – hati dengan status yang saya tulis atau share di socmed saya. Jikalah
infonya belum dapat saya cek tentang ke-valid-annya, maka saya memilih untuk
menahan jempol saya. Bukankah status – status kita nantinya juga akan
dipertanggungjawabkan ?.
Khawatir boleh, tapi jangan sampai grasak grusuk dan gatal
jempol, sehingga semua info yang di dapat, tanpa cek dan ricek langsung di
share.
Zaman sekarang ini, memang bukan hanya mulut saja yang
harus dijaga. Jempol juga sebaiknya diajarin untuk sabar dan gak gatal
menyebarkan berita yang belum jelas ke-valid-annya.
Terakhir…semoga yang terdampar membaca tulisan ini juga
adalah orang – orang yang senantiasa bijak dalam menggunakan socmed. Berpikir ribuan
kali bila akan membagikan berita.
oh iya kalau masih ada yang ragu, galau bin resah dengan video telur palsu, walaupun udah di bantah ya bo', bahwa itu bukan telur palsu (orang bah suke nak mandai - mandai). ini saya sertakan link FB dari dokter hewan, yang sangat berkompeten menjawab masalah itu. baca sampai ke komen - komennya ya. ada bantahan tentang video yang beredar. mari rajin membaca info yang valid *wink
Link Bantahan telur palsu dari dokter hewan
oh iya kalau masih ada yang ragu, galau bin resah dengan video telur palsu, walaupun udah di bantah ya bo', bahwa itu bukan telur palsu (orang bah suke nak mandai - mandai). ini saya sertakan link FB dari dokter hewan, yang sangat berkompeten menjawab masalah itu. baca sampai ke komen - komennya ya. ada bantahan tentang video yang beredar. mari rajin membaca info yang valid *wink
Link Bantahan telur palsu dari dokter hewan
0 komentar:
Posting Komentar