Magnet P.N.S.
PNS alias Pegawai
Negeri Sipil ternyata masih jadi impian kebanyakan orang tua di Indonesia. PNS
masih menjadi “primadona” dalam hal kerjaan yang didambakan. Bahkan sampe ada
yang rela nyogok puluhan juta rupiah hanya agar anaknya jadi PNS.
Kenapa bisa
menjadi PNS begitu di kejar? Mungkin karena katanya menjadi PNS, hari tua
terjamin karena ada uang pensiun, (mungkin) lebih mudah meminjam di bank
(dengan mengagunkan SK PNS), atau masih banyak alasan lainnya. Satu hal yang
harus di cermati adalah ketika menganggap menjadi PNS berarti hari tua
terjamin....hati – hati, jangan sampai karena berpikir seperti itu kita menjadi
lupa bahwa tak ada jaminan dalam hidup. Jadi lupa bahwa yang menjadi gantungan
harap semua manusia adalah Allah. Selama engkau berdoa dan berusaha, insyaAllah
akan ada jalan.
Sepertinya hampir
semua orang tua di Indonesia berharap anaknya menjadi PNS, bangga kayaknya
kalau anaknya jd PNS, menghargai anaknya kalau si anak udah jadi PNS. Jadilah orang
tua meWAJIBkan anak2nya untuk jadi PNS. *WT...*.
Padahal, tak da
satu pun dalil dalam al-qur’an maupun sunnah dan hadits yang mewajibkan
seseorang untuk menjadi PNS. Dan orang tuapun tak akan dimintai
pertanggungjawabannya di akhirat nanti ketika anaknya gak jadi PNS. Lalu kenapa,
begitu gigihnya orang tua memaksa anaknya untuk menjadi PNS. Bahkan tak
perduli, kalau si anak tak berminat untuk jadi PNS. Alasan memaksa anaknya
untuk menjadi PNS pun tak jelas, hanya “hal itu buat kami bangga”...(lagi2 *WT...*)...iiiiisssssshhh.
Memaksa anaknya
jadi PNS sampe segitunya, tapi tak pernah (alias jarang) orang tua yang memaksa
anaknya untuk tunduk dan patuh pada Allah (ya iyalah, merekanya aja gak patuh).
Gak banyak orang tua yang memaksa (sepaksa-paksanya) anaknya untuk menggunakan
jilbab, gak banyak orang tua yang melarang anaknya pacaran, gak banyak orang
tua yang menyuruh anaknya mengejar ilmu akhirat selain ilmu dunia. Bahkan sekarang,
banyak orang tua yang malah melarang anaknya untuk menutup aurat dengan alasan
nanti susah dapat kerja, nanti lama nikahnya, nanti dianggap teroris, dll. (sepertinya
tidak ingat bahwa Allah lah yang mengatur seluruh rezeki). Masih banyak orang
tua yang bangga kalau anaknya punya pacar, tak perduli kalau anaknya menjadi “murahan”
(asal anaknya gak dibilang kuper sama orang lain). Masih banyak orang tua yang
melarang anaknya untuk ikut liqo’an dengan alasan ntar di kira teroris ma orang.
Gak usah lah fannatik – fanatik amat, biasa – biasa ajalah [lagi2 *WT...*]. Ngikut perintah Allah dibilang fanatik,
ngikut perintah syetan dibilang keren. Iiiiiiiissssshhhh.
Orang – orang tua
yang udah mulai sepuh dan gak mau open minded, masih arogan dengan
pendapatnya...akan berusaha sekuat tenaga memaksa anaknya untuk menjadi PNS,
bahkan sampe tega menyebut anaknya dengan sebuta anak durhaka, tak bisa
membahagian ortu, tak bisa membuat ortu bangga kalau anaknya gak jadi PNS. *miris* L. Padahal anak – anaknya berusaha sekuat tenaga
ngebahagiain ortu, berusaha sekuat mungkin untuk membuat ortu bangga. Dan tak
dianggap. *helanafassuperberat*
Tapi
seberapapun tak terimanya kita dengan pemikiran itu, seberapapun terlukanya
kita dianggap anak durhaka, seberapapun sedihnya tak di hargai, seberapapun
merananya dianggap tak berharga. Tetaplah berusaha untuk selalu positive
thinking dengan sikap mereka. (mungkin) mereka hanya mau yang terbaik untuk
anaknya. Tetaplah menghormatinya, tetaplah menyayanginya...karena sesungguhnya
itu hanya sebagian kecil saja...tetaplah kasih sayang mereka tidak akan pernah
mampu kita balas.
Allahualam bi
showab...
0 komentar:
Posting Komentar