Kisah yang Tak Berkisah....
Nah
loh....gimana ceritanya tuh kisah yang tak berkisah???
Ini
cerita saya dan dia....tak ada kisah spesial, tapi tetap terasa spesial
Tak
pernah ada kisah romantis, tapi tetap manis untuk di kenang
Tak
pernah bersatu, tapi tak pernah terlupakan
Hanya
pernah saling mengungkapkan, walaupun tak ada kisah lanjutan....
Ya.....lucu
kalau di ingat, konyol kalau di rasa, menggelikan kalau di pikir
Besar
bersama, tak segera membuat saya sadar...bahwa dia menaruh hati.
Aaaaa...saya
pikir wajar kalau saya tak sadar. saya masih terlalu kecil untuk menyadari ada
seseorang yang menaruh rasa
Hahaha...
apalagi dia adalah teman abang. Jadi, dari awal kenal pun, saya menganggap nya
abang.
Dan
saya pikir, dia baik sama saya...karena dia gak punya adik perempuan.
Dulu,
di masa kecil...kami (saya dan teman2 perempuan saya) sering main ke rumahnya. Kalau
dekat hari raya, ibunya rajin buat kue...
Jadilah
kami senang ngumpul di rumahnya, di tambah ibunya (yang saya panggil Bule’) sangat senang menyambut kami
(anak2 perempuan nakal dan cerewet)
Bermain
dan membantu (baca: mengganggunya) membuat kue. Saya yang paling betah duduk
dekat ibunya.
Di
saat teman2 yang lain mengajaknya untuk bermain, atau minta gendong....saya
memilih untuk tetap di dapur untuk menemani dan melihat ibu nya membuat kue.
Perasaan
saya untuknya datang ketika saya masuk SMA...
Tapi,
perasaan itu hanya terpendam....hanya masing2 sahabat kami yang menjadi
jembatan agar kami tahu perasaan masing2.
Setelah
tahu pun, tak pernah ada yang terjadi antara saya dan dia.
Kalau
datang ke rumahnya bersama teman2, saya merasa cukup diistimewakan oleh kedua
orang tuanya.
Diperlakukan
dengan baik, dan di layani lebih dibanding teman2 yang lain.
Saya
dan dia????
Tak
ada kata terucap, hanya sekedar saling tukar tatapan.
Kalau
saya melihatnya....dia alihkan pandangannya ke lain, begitu juga sebaliknya.
Teman
saya sampai gregetan.....hahahahaha.
Oooh...bukan
tak ada kesempatan buat kami untuk
bersama
Kalau
saja, dia tidak terlalu memikirkan kalau saya adik temannya...mungkin saja kami
bisa bersama saat itu.
Tapi......tak
pernah ada kata bersama dengan nya.
Selain,
karena kami memilih untuk memendam rasa....di antara kami ada jarak yang
sangaaaaaaaattt jauh. Yang sangat berat untuk di lewati kalau dipaksakan (dan
saya bersyukur sekarang, saya mampu bertahan untuk tak bersamanya)
Sampai
akhirnya...kami harus berpisah. Saya tak akan pernah lagi melihat senyum malu2
nya, saya tak akan lagi melihat gaya cool-nya, saya tak akan menerima lagi
tatapan malu2 nya
Dia
pergi...pergi untuk selamanya. Membawa kisah yang tak berkisah.
Dan
saya butuh waktu 7 tahun untuk move on dari kisah yang tak berkisah ini
Saya
butuh waktu 7 tahun, untuk mengingatnya tanpa air mata
Saya
butuh waktu 7 tahun, untuk mengenangnya dengan senyuman...
Dan
sekarang hampir 14 tahun waktu berlalu.
Maafkan,
saya tak bisa mengirimimu bahkan sekedar doa, karena kita punya aqidah yang
berbeda
Dalam
ingatan....
0 komentar:
Posting Komentar