Selasa, 11 November 2014

Kisah Yang Tak berKisah

Kisah yang Tak Berkisah....
Nah loh....gimana ceritanya tuh kisah yang tak berkisah???
Ini cerita saya dan dia....tak ada kisah spesial, tapi tetap terasa spesial
Tak pernah ada kisah romantis, tapi tetap manis untuk di kenang
Tak pernah bersatu, tapi tak pernah terlupakan
Hanya pernah saling mengungkapkan, walaupun tak ada kisah lanjutan....


Ya.....lucu kalau di ingat, konyol kalau di rasa, menggelikan kalau di pikir

Besar bersama, tak segera membuat saya sadar...bahwa dia menaruh hati.
Aaaaa...saya pikir wajar kalau saya tak sadar. saya masih terlalu kecil untuk menyadari ada seseorang yang menaruh rasa
Hahaha... apalagi dia adalah teman abang. Jadi, dari awal kenal pun, saya menganggap nya abang.
Dan saya pikir, dia baik sama saya...karena dia gak punya adik perempuan.

Dulu, di masa kecil...kami (saya dan teman2 perempuan saya) sering main ke rumahnya. Kalau dekat hari raya, ibunya rajin buat kue...
Jadilah kami senang ngumpul di rumahnya, di tambah ibunya (yang saya panggil Bule) sangat senang menyambut kami (anak2 perempuan nakal dan cerewet)
Bermain dan membantu (baca: mengganggunya) membuat kue. Saya yang paling betah duduk dekat ibunya.
Di saat teman2 yang lain mengajaknya untuk bermain, atau minta gendong....saya memilih untuk tetap di dapur untuk menemani dan melihat ibu nya membuat kue.

Perasaan saya untuknya datang ketika saya masuk SMA...
Tapi, perasaan itu hanya terpendam....hanya masing2 sahabat kami yang menjadi jembatan agar kami tahu perasaan masing2.
Setelah tahu pun, tak pernah ada yang terjadi antara saya dan dia.
Kalau datang ke rumahnya bersama teman2, saya merasa cukup diistimewakan oleh kedua orang tuanya.
Diperlakukan dengan baik, dan di layani lebih dibanding teman2 yang lain.

Saya dan dia????
Tak ada kata terucap, hanya sekedar saling tukar tatapan.
Kalau saya melihatnya....dia alihkan pandangannya ke lain, begitu juga sebaliknya.
Teman saya sampai gregetan.....hahahahaha.

Oooh...bukan tak  ada kesempatan buat kami untuk bersama
Kalau saja, dia tidak terlalu memikirkan kalau saya adik temannya...mungkin saja kami bisa bersama saat itu.
Tapi......tak pernah ada kata bersama dengan nya.
Selain, karena kami memilih untuk memendam rasa....di antara kami ada jarak yang sangaaaaaaaattt jauh. Yang sangat berat untuk di lewati kalau dipaksakan (dan saya bersyukur sekarang, saya mampu bertahan untuk tak bersamanya)

Sampai akhirnya...kami harus berpisah. Saya tak akan pernah lagi melihat senyum malu2 nya, saya tak akan lagi melihat gaya cool-nya, saya tak akan menerima lagi tatapan malu2 nya
Dia pergi...pergi untuk selamanya. Membawa kisah yang tak berkisah.

Dan saya butuh waktu 7 tahun untuk move on dari kisah yang tak berkisah ini
Saya butuh waktu 7 tahun, untuk mengingatnya tanpa air mata
Saya butuh waktu 7 tahun, untuk mengenangnya dengan senyuman...
Dan sekarang hampir 14 tahun waktu berlalu.
Maafkan, saya tak bisa mengirimimu bahkan sekedar doa, karena kita punya aqidah yang berbeda

Dalam ingatan....

0 komentar:

Posting Komentar

 

MyHistory Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang

Blogger Templates