Sahabat.....
Insyallah semua orang punya sahabat, setidaknya satu orang.
Sahabat bisa dari teman sekolah, teman kursus, teman “ngaji”, ataunrekan kerja.
Dan posisi sahabat lebih dari seorang teman, setidaknya saya meyakini hal ini.
Kalau Cuma teman biasanya jarang komunikasi atau say hello
kecuali kalau ada perlu. Nah...kalau sahabat, biasanya lebih dekat. Kalau belum
menikah, biasanya kemana – mana berdua, dan cerita masalah masing –
masing...berbagi rahasia.
Biasanya (lagi) normalnya sahabatan tuh pasti sejenis
maksudnya akhowat sama akhowat, ikhwan sama ikhwan. Agak ndak biasa memang
kalau ada akhowat sahabatan sama ikhwan. Kalau temanan sih biasa, tapi kalau
sahabatan??? Hmmmmmm....agak2 nekad sih saya bilang kalau ada akhowat sahabatan
sama ikhwan.
Lho kenapa dibilang aneh?? Kenapa dibilang nekad??? Ya
iyalah aneh....ya iyalah nekad. Secara akhowat dan ikhwan tuh berbeda....ibarat
kutub, akhowat dan ikhwan adalah 2 kutub yang berbeda. Nah dimana – mana 2
kutub yang berbeda tuh pasti tarik menarik.
Lebih aneh dan lebih nekad lagi kalau yang sahabatan tuh
akhowat dan ikhwan aktifis da’wah...secara akhowat dan ikhwan aktifis da’wah
pasti sudah tahu dan faham benar bahwa ada batasan pertemanan antara akhowat
dan ikhwan.
Seperti yang saya bilang (tulis) di atas....akhowat dan
ikhwan itu ibarat dua kutub yang berbeda, yang kalau di dekatkan pasti tarik
menarik....nah begitu juga kalau akhowat dan ikhwan terlalu sering dan terlalu
dekat berinteraksi. Sms2an, telpon2an, curhat2an, sampai meminta pendapat dan
semua mengatasnamakan persahabatan. Jangan salahkan jika suatu saat akan ada
rasa lain yang muncul di hati, kalau tidak keduanya, insyallah salah satunya.
Kalau tidak akhowatnya...ya ikhwannya.
Nah kalau sudah begitu, apa bedanya dengan pacaran??? Ada juga
yang keukeuh bilang bahwa “gak kok, kami bisa jaga diri. Kami tahu
batas”....hmmmmm benarkah tahu batas, kalau sering berinteraksi untuk hal yang
tidak penting bukan kah itu sudah melewati batas???
Ada juga yang ngotot percaya bahwa “ada kok persahabatan
sejati antara akhowat dan ikhwan tanpa melibatkan hati”. Saya dengan tegas
membantah hal ini, karena itu semua omong kosong!!!!. Akhowat dan ikhwan bisa
jadi sahabat apabila mereka menikah.
Saya termasuk orang yang sangat percaya bahwa tidak ada
persahabatan sejati antara akhowat dan ikhwan kecuali mereka menikah. Karena
besar malah sangat besar kemungkinan
“penyakit” hati akan muncul.
“penyakit” hati akan muncul.
wallahualam bi showab...mari kita sama - sama menjaga.
0 komentar:
Posting Komentar